Menjadi Rumah Tangga Surga
Aku merangkum beberapa hal dari acara tersebut. Ini adalah sebuah rangkuman lama namun menurutku masih cukup relate dengan kondisi sekarang terutama jika kita melek dengan berita para artis yang dipenuhi kisah perceraian. Temanya sendiri adalah tentang rumah tanggaku surgaku.
Tentu ini tema yang cukup berat ya karena memang tidak mudah menjadikan rumah tangga kita laksana surga. Apalagi jika ego masing-masing pasangan sama-sama besar. Namun, semoga kita bisa belajar dari rangkuman hari ini. Termasuk saya sendiri.
Cukupkah Hanya Dengan Merasa Yakin?
Jadi, banyak orang yang memulai sesuatu hanya didasarkan pada keyakinan. Padahal keyakinan saja tidaklah cukup. Harus ada usaha dan persiapan. Termasuk dalam pernikahan.
"Aku yakin dia jodohku,"
"Aku yakin dia bisa menjadi pasangan yang baik,"
Dan sebagainya.
Padahal sekali lagi, keyakinan saja tidaklah cukup. Banyak orang yang menikah, lalu memutuskan berpisah di tengah jalan. Ada juga yang pernikahannya langgeng tapi sebenarnya tidak bahagia. Ada yang sudah belasan bahkan puluhan tahun menikah, tapi akhirnya bubar juga. Kenapa bisa demikian?
Selain karena memang sudah takdir, tentu saja diperlukan adanya persiapan dan komitmen untuk terus belajar dalam setiap prosesnya. Setiap orang yang ingin menikah, harus punya ilmu.
Jangan hanya sekedar memikirkan romantisme sesaat seperti yang ada di drama-drama percintaan. Jangan hanya sekedar mendengar dongeng-dongeng pernikahan bahwa setelah menikah hidup akan bahagia selama-lamanya. Tidak.
Tentu saja ada kebahagiaan yang menyelimuti pernikahan, tapi pasti akan diselingi pula tantangan ataupun ujian. Itulah yang harus dihadapi bersama-sama.
Kalau kita ingin terus merasakan kebahagiaan dalam pernikahan tentu saja bisa. Tapi yang namanya kebahagiaan itu harus diusahakan. Kebahagiaan tidak datang dengan sendirinya.
Perlu Diperjuangkan
Dalam sebuah pernikahan diperlukan perjuangan. Perjuangan untuk terus mencintai pasangan kita. Perjuangan untuk selalu mengisi rasa cinta kita dengan komitmen kepada pasangan.
Mawaddah itu harus diciptakan ulang. Jika deg deg syer di awal pernikahan tidak diciptakan lagi, maka pernikahan akan terasa hambar.
Tidak perlu merasa malu atau pun gengsi. Pegang tangan pasangan kita dengan lembut dan mata penuh cinta. Ciptakan suasana yang dulu pernah membuat hati ini bergetar ketika bersamanya. Sesekali jalani waktu hanya berdua dengan pasangan.
Ingat, kehidupan nikah jangan cuma sekedar dijalani, tapi harus terus diusahakan romantismenya. Harus selalu ada komitmen yang menyertainya karena terkadang cinta saja juga tidak cukup.
Kata kuncinya "Saling Memberi"
Hubungan antara pasangan juga harus bersifat timbal balik. Masing-masing harus saling memberi. Jangan malah hanya saling meminta. Jangan cuma menuntut pasangan harus memberikan kebahagiaan ini dan itu sementara kita sendiri abai memenuhi hak pasangan.
Bagi para suami yang bekerja, saat di rumah haruslah memberikan energi terbaik. Bukan malah energi sisa. Jangan pernah berpikir bahwa kalau sudah di rumah harusnya pasanganlah yang memberikan kebahagiaan, pengertian dsb. Tidak seperti itu.
Dalam sebuah relationship, konsepnya adalah kitalah yang harus banyak memberi, bukan malah mengharap diberi kebahagiaan. Jika masing-masing pasangan hanya bisa menuntut, maka akan sulit tercipta ketenangan itu. Jika hanya salah satu saja yang memberi, maka tidak akan ada kebahagiaan diantara keduanya.
Maka kata kuncinya adalah harus berlomba-lomba untuk "saling memberi" bukan saling menuntut. Insya Allah rumah tangga akan dipenuhi dengan sakinah, mawaddah warahmah. Sungguh itulah yang diiimpikan semua orang karena rumah tangga surga akan memberikan kebahagiaan dan ketenangan bagi orang-orang yang berada didalamnya. Semoga Allah limpahkan rumah tangga surga itu bagi kita semua.
*seyogyanya menulis adalah sebagai pengingat diri sendiri.
Posting Komentar untuk "Menjadi Rumah Tangga Surga"
Posting Komentar
Silahkan sampaikan pendapatmu. Mari kita berdiskusi :)